- Teks asli Proklamasi yang hampir hilang
Teks asli Proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno ternyata sempat dibuang ke tempat sampah. Teks asli Proklamasi tersebut dibuang di tong sampah di rumah Laksamana Maeda, rumah tersebut memang digunakan sebagai tempat untuk merumuskan naskah Proklamasi.
Setelah dibuang di tong sampah, seorang wartawan bernama BM Diah mengambil naskah tersebut dari tong sampah. BM Diah sendiri menyimpan naskah itu selama 47 tahun. Pada tahun 1992, BM Diah akhirnya menyerahkan naskah itu ke Museum Arsip Nasional.
- Suara pembacaan Proklamasi yang merupakan rekaman ulang
Seorang penyiar radio di Hoso Kyoku dan salah satu pendiri Radio Republik Indonesia (RRI) yang bernama Joesoef Ronodipoero, meminta agar Presiden Soekarno membacakan ulang teks Proklamasi. Tetapi permintaan tersebut sempat mendapat penolakan dari Presiden Soekarno, alasannya adalah karena Bung Karno berpandangan bahwa proklamasi tidak boleh dibaca dua kali.
Namun, berkat usaha Joesoef Ronodipoero, Bung Karno akhirnya mau membacakan teks Proklamasi lagi sambil direkam. Bung Karno mau melakukannya karena Joesoef Ronodipoero memberikan alasan yang masuk akal, yaitu agar generasi muda saat ini bisa mendengar suara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi bukti bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia memang pernah diucapkan. Rekaman pembacaan itu sendiri diambil sekitar tahun 1950–1951.
- Foto dokumentasi yang nyaris disita Jepang
Mengetahui rol film Alex Mendur disita oleh tentara Jepang, adiknya yaitu Frans Mendur langsung mengubur rol filmnya yang penuh dengan foto-foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di belakang kantor surat kabar Asia Raya.
Ketika diperiksa oleh tentara Jepang, Frans Mendur beralasan bahwa rol film yang berisi foto-foto Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut telah dibawa oleh Barisan Pelopor. Rol film yang terpasang di kameranya pun berada dalam kondisi kosong, tetapi tentara Jepang tetap saja menyita kamera miliknya.
- Tiang bendera yang menggunakan bambu jemuran
Persiapan tiang bendera ini dilakukan secara mendadak. Sudiro yang merupakan sekretaris Achmad Soebardjo dan Ir. Soekarno, meminta Suhud untuk menyiapkan tiang bendera.
Tiang bendera yang digunakan akhirnya berhasil didapat, tetapi sebenarnya itu merupakan sebuah bambu untuk jemuran. Tiang itu dimodifikasi dengan ujungnya dipasang kerekan dengan tali kasar.
- Proklamasi dilaksanakan pada bulan Ramadhan
Tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan dengan hari Jumat Legi, yaitu tanggal 9 Ramadhan 1364. Ini berarti Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut dilakukan bertepatan dengan bulan puasa.
Terima kasih sudah membaca.
Tinggalkan Balasan