Siapa orang yang terlihat lusuh dan dan tidak waras ini? Mengapa fotonya ada disebelah Dr. Albert Einstein yang hebat?
Orang kotor ini adalah matematikawan hebat. Dr. Vashishtha Narayan Singh. Diantara pencapaian-pencapaian dalam bidangnya. Dia pernah menantang teori relativitasnya Dr. Albert Einstein.
Dan inilah bagaimana orang yang brilian ini menjalani hari-hari terakhir hidupnya… Sakit, kusut, tanpa tempat tinggal, kehilangan akal, dalam keadaan benar-benar tidak dikenali.
Dia lahir pada tahun 1942. Di Bihar, Patna, India. Pada tahun 1961 dia di terima di perguruan tinggi bergengsi. Setelah itu, dia menuju ke Universitas California, Berkley untuk belajar matematika dan mendapatkan gelar PhD-nya dari sana. Pada 1969 dia bergabung dengan NASA sebagai seorang profesor ilmuan rekanan di Washington DC, AS. Pada 1972 dia kembali ke India dan bergabung sebagai seorang dosen di Institut Teknologi India (ITI), Kanpaur.
Vashishtha Narayan Singh telah menantang teori relativitasnya Einstein ‘E = mc²’. Dia juga menantang teorema nya Gauss dalam matematika. Saat dia bekerja di NASA, 31 komputer mati sebelum peluncuran Apollo (pesawat ruang angkasa). Pada saat tersebut, ia mulai menghitung dengan pena dan pensil. Ketika komputer telah diperbaiki, perhitungannya dan perhitungan yang menggunakan komputer sama persis. Dia dijuluki sebagai orang yang otaknya bekerja lebih cepat daripada komputer.
Bahkan saat hari-hari terakhirnya sebelum meninggal. Salinan tulisan, buku, pena dan pensil tetap menjadi sahabatnya. Sebuah salinan tulisan dan pensil dibelikan untuknya setiap empat hari sekali. Saat dia kembali dari Amerika dia membawa 10 kotak buku.
Dr. Vashishtha Narayan Singh telah berjuang melawan schizophrenia (penyakit mental) lebih dari 3 dekade. Tidak ada siapapun yang merawatnya, dia menderita sendirian. Istrinya menceraikannya karena penyakit dan perilaku tidak normalnya. Dia meninggal dalam keadaan tidak dikenal, dia meninggal pada tahun 2019.
Jika dia mau, dia dapat tinggal di Amerika dan menjadi kaya dan terkenal. Tetapi, alih-alih dia memilih kembali ke India dan mengajar para pemula, mahasiswa muda dalam bidang matematika.
India gagal menghargai, si genius dan bakat sejati…. Ini menyedihkan tetapi nyata! Para jenius hidup dalam kehidupan yang tersembunyi di India dan diabaikan oleh pemerintah dan kehormatan yang harusnya mereka dapat. Mereka tidak diperhatikan maupun dirawat. Para brilian di India meninggal dalam keadaan terlupakan.
Para aktor dan para pemain kriket di dewa-dewa kan di India. Namun , tidak ada yang peduli tentang pemikir brilian seperti Dr. Vashishtha. India gagal mendorong bakat-bakat yang dimilikinya, gagal merawat dan memanfaatkan dengan baik.
Tinggalkan Balasan