Ares: Si Barbar

Bayangin deh, ada cowok nge-gym yang suara ngedennya waktu angkat barbel lebih kenceng dari mesin pemotong rumput rusak. Nah, Ares, sang monster amarah, persis kayak gitu. Dia doyan banget teriak-teriak, pake zirah gede, dan punya otot segede batang pohon. Begitu dia masuk ke medan perang, bumi bergetar, tupai aja sampe pause sejenak di tengah kerjaannya meremuk kacang.

  • Senjata Andalan: Pedang berkarat dua sisi yang udah melewati lebih banyak perang daripada jarum jahit nenekmu.
  • Teriakan di medan Perang: “DEMI KEJAYAAN!” (Sekalian jadi bio Tinder-nya.)
  • Strategi: Nyelonong ke medan perang, ngayun-ngayunin pedang kayak lagi audisi reality show penebang kayu. Nggak pake mikir, pokoknya maju aja! Bayangin banteng masuk toko keramik, tapi bantengnya lagi kebakaran dan toko keramiknya Sparta.
  • Film Favorit: “300” (Dia yang teriak “Ini Sparta!” sambil tendang jeblosin orang ke lubang neraka.)

Nah, sekarang kita kenalan sama Athena, sang dewi dengan otak segede alam semesta. Dia Hermione Granger-nya Gunung Olympus, selalu megang scroll kebijaksanaan sambil ngomel, “Bukan leviosar, tapi leviosa!” Athena nggak cuma jago ngelawan, dia bisa ngakalin musuh.

Athena: Si Otak Encer

  • Senjata Andalan: Tombak ajaib nan elegan yang bisa dijadiin Wi-Fi hotspot. (Ya, dewa-dewi juga butuh Wi-Fi.)
  • Teriak di medan Perang: “DEMI STRATEGI!” (Sekalian jadi headline LinkedIn-nya.)
  • Strategi: Bayangin master catur main catur 3D lawan burung dara. Athena ngitungin sudut, kecepatan angin, bahkan trauma emosional lawannya. Sun Tzu nulis “The Art of War” karena ngintip catatannya Athena.
  • Film Favorit: “Inception” (Dia yang ngejelasin level-level mimpi sambil melipat origami burung bangau.)

Ares masuk ke medan perang dengan otot tegang, urat leher keluar, siap membasmi musuh. Sementara Athena lagi ngopi santai, nganalisa medan perang kayak ngerjain puzzle Sudoku. Dia punya spreadsheet berlapis-lapis: “Kelemahan Musuh,” “Feng Shui Medan Perang,” dan “10 Cara Menang Perang Tanpa Keringetan.”

Pas mereka bentrok, kayak angin puting beliung ketemu perpustakaan. Ares ngayunin pedang, tapi Athena ngelak kayak gaya Matrix sambil ngomong, “Gaya bertarungmu payah, sayang.” Dia ngelak dari serangannya dengan keluwesan penari balet ngelak dari tetesan hujan.

Athena nggak cuma menang perang, dia juga menang hati. Prajurit ngeliat dia langsung mikir, “Gue rela ngikut dia ke neraka, asal ada Wi-Fi.” Ares? Dia masih ngeja “strategi” aja kagak bener.

Jadi inget ya, Ares bawa kekuatan, tapi Athena bawa kecerdasan.

Ibarat palu godam vs pisau Swiss Army, keduanya efektif, tapi yang satu bisa buka botol wine dan ngurus pajak.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *